Gudep (Gugus Depan) SMA NEGERI 1SINJAI UTARA 01.001 yang dijuluki sebegai Ambalan “Latoa Suro” memiliki banyak
kisah klasik yang menarik untuk diceritakan di masa depan. Banyak hal hal-hal
kecil terjadi yang terangkum menjadi
sebuah kisah atau peristiwa baik itu kisah senang maupun sedih. Kami (GUDEP
SMANSA 01.001) yang terkumpul dari beberapa senior dan junior SMANSA , banyak
mengalami peristiwa yang tidak biasa bahkan tak dapat terlupakan.
Awal
mula kisah kami berawal dari sebuah kegiatan tahunan dalam rangka menyambut HUT
Pramuka yang ke 53 serta HUT Kemerdekaan yang ke 69, yang bertema Kemah Galang
Tegak 2014 . Kegiatan itu dimulai pada tanggal 14 agustus – 17 agustus 2014. Kami
berangkat pada tanggal 13 agustus untuk mendaftar serta mendirikan tenda putra
maupun putri. Kami mulai mendirikan
tenda putra setelah melakukan pendaftaran pada kegiatan itu. Ternyata tidak
mudah mendirikan tenda tanpa adanya kerja sama tim , mulanya kami mendirikan
tenda tanpa mengandalkan kerja sama tim dan akhirnya tenda yang kami buat tidak
sempurna berdirinya, tetapi setelah kami saling mengerti akan adanya kerja sama
, tenda yang kami buat akhirnya berdiri dengan kokoh. Malam harinya pun tiba
aktifitas kami selanjutnya adalah membangun tenda putri , tetapi walaupun kami
mengandalkan kerja sama tim Kami masih mempunyai kelemahan yaitu kelelahan,
karena tadi saat kami membangun tenda putra banyak tenaga kami yang terkuras
sehingga kerja sama tim menjadi tidak termotivasi lagi. Pada akhirnya setelah
berjam-jam bekerja akhirnya tenda Putri selesai didirikan walaupun sempat
terjadi kesalahan penempatan tenda (terbalik).
Malampun
semakin larut, kami mulai merasa lapar sehingga para putri mulai memasak di
malam pertama, tetapi hal yang mengesalkan selalu datang dan hal itu terjadi
sewaktu kami ingin makan malam. Makanan yang
sedang dimasak ternyata belum jadi-jadi, sehingga akhirnya kami harus menunggu
sangat lama yaitu 3 jam lebih untuk makan malam. Perasaan kesal semakin
menjadi-jadi karena selama 3 jam itu baru ada satu makanan yang jadi yaitu nasi
putih. Para putrinya pun melanjutkan memasak mie instant dengan durasi yang
cukup lama untuk menunggu hasil dari masakan mie itu. Akhirnya kami makan malam
pada pukul 03.00 Pm , larut malam.
Keesokan
harinya pada tanggal 14 agustus upacara peringatan hari Gerakan Pramuka yang
ke-53 dilaksanakan yang bersamaan dengan hari ulang tahun salah satu dari kami
yaitu Asriyanto Arsyam yang ke-16 tahun, Kami pun merencanakan suprise untuknya
dengan cara membuat dia kesal dan sedih. Setelah upacara selesai kami langsung
menjalankan rencana kami untuk menyudutkan Asri seperti mencaci maki karena
berbuat kesalahan, menghilangkan kunci motornya, dan melontarkan semua kesalahan
kepadanya. Pada akhirnya setelah larut malam tepatnya pukul 11.30 pm , Asri
mulai pasrah dengan menahan kesedihan yang dia rasakan sembari mendengarkan
lagu , dengan mendengarkan lagu kami punya rencana lain untuk asri yaitu
menyuruh asri membesarkan bunyi musiknya di tengah malam yang sunyi sehingga
terdengar oleh pembina kami. Pembina kami Pak Syamsul Alam Hidayat mendengar
suara bising yang sudah direncanakan kemudian menuju ke tenda Putra. Tibahnya disana
, ia langsung melontarkan kata kata kemarahan kepada kami yang sudah
direncanakan tadinya. Pembina kami lalu menghukum kami atas suara bising itu,
lalu mencari tahu siapa pelakunya dan kami akhirnya menyalahkan kesalahan itu
kepada Asri. Pembina kamipun melontarkan caci maki kepada Asri dan menghukumnya
dengan tegas. Lalu setelah beberapa menit Asri dihukum , dia sudah tidak
sanggup lagi dan pastinya merasa sangat kesal. Tidak lama setelah itu pembina
kami langsung tertawa dan memberi selamat kepada Asri atas bertambahnya umurnya
kami pun beserta dengan putrinya langsung memberikan selamat dan kue sebagai
hadiah ultahnya.
Pada
Hari Selanjutnya , tanggal 15 Agustus kami memulai banyak kegiatan kePramukaan.
Banyak kegiatan juga mengakibatkan banyak konflik yang terjadi antara kami
seperti halnya kami memperlakukan sistem senior dan junior yang membuat terjadi
banyak perdebatan. Para Senior biasanya malas mengikuti kegiatan-kegiatan
kePramukaan sehingga mereka lebih suka mengutus para Junior, tetapi Junior juga
tidak suka Diperintah dengan cara ditekan sementara Senior hanya bersantai di
Tenda melakukan kegiatan mereka. Konflik yang semakin membesar ini membuat
kerja sama antar tim kami pecah , karena timbulnya rasa sakit hati serta kesedihan
yang dirasakan baik dari Junior Maupun Senior. Rasa Marah, Kesal, dan Sedih
menghiasi hari itu dan menyelimuti diri kami. Malam haripun tiba , semuanya
berkumpul di satu tenda untuk beristirahat dan memulihkan energi mereka. Malam
semakin larut dan suhu udara terasa sangat dingin , tak lama setelah itu rintik
hujan mulai turun dan bertabrakan dengan daratan. Hujan menjadi semakin deras
dan masuk kedalam tenda melalui lubang lubang kecil dari sedikit demi sedikit
menjadi banyak dan membasahi seluruh isi tenda itu. Pada saat itu Kami baru menyadari sesuatu yang hilang yaitu kerja sama , lalu kami
berbondong-bondong saling membantu dan melindungi segala isi tenda kami. Sampai
semuanya sadar bahwa kita tidak bisa mengerjakan sesuatu hal sendirian.
Kami
menyambut hari baru keesokan harinya dan dengan penuh kesadaran bahwa Pramuka
itu memiliki kebersamaan yang sangat berarti karena dapat menghubungkan
perasaan satu orang dengan orang lainnya. Jadi kita tidak dapat menemukan
pengalaman yang berarti tanpa adanya bantuan dari orang lain, kita dapat
melakukan suatu hal yang tidak dapat kita lakukan jika kita bersama.
Salam Pramuka